Header Ads

Mahasiswa Harus Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0


Bersiap untuk menghadapi revolusi industri 4.0 adalah yang sedang dilakukan oleh dunia industri dan manufakturi di dunia. Maka tidak heran, jika banyak forum digelar untuk membahas revolusi industri 4.0. Namun sudah tahukah kita apa itu industri 4.0?

Menurut Wikipedia, industri 4.0 merupakan nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, dan komputasi kognitif.

Namun secara garis besar, revolusi industri 4.0 merupakan integrasi antara dunia internet atau online dengan dunia usaha atau produksi di sebuah industri. Artinya, semua proses produksi ditopang dengan internet.

Mantan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang sekarang menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidan Perekonomian Indonesia periode 2019-2024 mengatakan, bahwa revolusi industri 4.0 merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindarkan, namun menjadi peluang baru, sehingga Indonesia perlu mempersiapkan diri.

"Jadi, kita perlu menginformasikan kepada para pemangku kepentingan bahwa industri 4.0 ini bukan hanya di depan mata, tetapi sudah berjalan. Ke depan, kebijakan industri harus selaras disesuaikan dengan perkembangan teknologi," ujar Menteri Airlangga seperti dikutip dari Kemenperin.go.id.

Beberapa industri dalam negeri yang sudah siap menjalankan industri 4.0, menurut Airlangga, dalam proses pengoperasinya adalah industri semen, petrokimia, automotif, serta makanan dan minuman.

"Sekarang, industri automotif sudah menggunakan robotik dalam pengoperasiannya. Mereka juga sudah menggunakan infrastruktur internet of think untukberoperasi. Ke depan, sektorjasa dan yang lainnya juga bisa memanfaatkan data ataupun artificial intelligence," sebutnya.

Airlangga pun mengatakan, industri 4.0 juga akan meningkatkan produktivitas, membuka kesempatan kerja, dan membuka pasar hingga ke luar negeri. Menurutnya, implementasi industri 4.0 akan menambah lapangan kerja baru yang memerlukan keterampilan khusus.

Sehingga kehadiran industri 4.0 tidak dianggap mengancam serapan tenaga kerja, namun menambah tenaga kerja baru dengan bidang yang berbeda.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa revolusi industri 4.0 adalah mengajak para pelaku usaha atau industri untuk lebih memaksimalkan peran dan fungsi internet dalam mengembangkan bisnisnya.

Hingga saat ini, Pemerintah juga tengah gencar mensosialisasikan revolusi industri 4.0 di Indonesia. Meski keberadaan hambatan untuk memgimplementasikan industri 4.0 juga tidak dapat dihindari, seperti konektivitas internet. Hal ini masih menjadi PR untuk Pemerintah, agar seluruh pelosok negeri mendapatkan akses internet.

Industrial Revolution 4.0 dicetuskan pertama kali pada 2011 oleh Jerman, yang kemudian menjadi tema utama pada pertemuan World Economic Forum (WEF) 2016 di Davos, Swiss. Beberapa negara yang telah memiliki program-program untuk mendukung industrinya menuju Industri 4.0 seperti Jerman, Inggris, Amerika Serikat, China, India, Jepang, Korea, dan Vietnam.

Mahasiswa merupakan calon pemimpin yang siap membawa perubahan bagi negerinya. Ketika mahasiswa bergerak maka apapun bisa terjadi. Dalam setiap tonggak sejarah pemuda memegang peranan penting dalam setiap perubahan yang ada. Mahasiswa buka suara dan berjuang, kemerdekaanpun bukan hanya mimpi bagi negeri yang telah lama tertindas oleh negara ini. Ketika pemuda turun ke jalan memperjuangkan hak berpendapatnya dan menolak pemerintahan maka presiden Soeharto pun lengser dari jabatannya.

Begitu besar peran mahasiswa terhadap perubahan juga berlaku untuk Era saat ini dimana globalisasi bukan menjadi bahasan yang baru lagi, dan era industri sudah mencapaiu pada Era 4.0 dimana teknologi berperan penting dalam setiap lini kehidupan kita saat ini. Cepatnya perkembanagan teknologi bisa menjadi dua sisi sebelah pisau yang dapat membawa kita ke Era yang lebih baik atau sebaliknya. Kemudian dimana peran mahasiswa dalam hal ini?

Pemuda saat ini terutamanya mahasiswa memilki peranan yang sangat penting untuk ikut serta dalam memajukan bangsanya dan ikut bersaing dalam Era saat ini. Pemuda harus menjadi pejuang terdepan dalam Era ini. Tantangan semakin besar sebab saat ini persaingan tidak lagi hanya berasal dari dalam Negeri melainkan persaingan sudah mencakup ranah global. Namun demikian pemuda utamanya mahasiswa masih banyak yang bersaing dan mencari peluang di Negeri sendiri akibatnya pengangguran semakin banyak. Pada 3 Agustus 2019 Kemenko Perekonomian mengklaim angka pengangguran di Indonesia masih tinggi, 70 juta orang Indonesia masih krisis pengangguran. Hal ini menjadi tantangan besar dalam memajukan Negeri terlebih lsgi Era teknologi dan industri 4.0 sudah menuntut kita untuk berfikir kritis dan menunjukan inovasi untuk perkembang dunia. 

Saat ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan mahasiswa untuk ikut berperan dalam Era industri ini dan mengambil langkah dan tempat sebagai kaum penggerak Negeri ini. 
Pertama , mengembangkan pola fifkir kritis agar tidak tergerus dalam pengaruh negative. Hal ini berarti dengan banyaknya yang bisa didapat mahasiswa harus mampu melihat manakah informasi yang dapat dipercaya dan tidak serta lansung percaya dengan segala informasi yang belum tentu kebenaranya.

Kedua, mahasiswa  harus mampu memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya dan bahkan ikut serta dalam pengembangan teknologi, seyognyanya kita tidak hanya bisa menggunakan dan  menjadi  pengguna  pasif namun  juga  mampu mengembangkan teknologi  dan  mengerti bagaimana  sistem dari teknologi itu sendiri. Selanjutnya pemuda terutamanya  mahasiswa  harus  mulai  berfikiran  secara  global  dengan  melestarikan kearifan  lokal  sebagai  salah  satu  budaya  warisan bangsa  yang  tidak  boleh  dilupakan. Maka dari  itu  mahasiswa  yang  mendalami  dunia  IT  d apat  dikatakan   memiliki  peranan   lebih  dalam  hal  ini  meski  mahasiswa  yang  mendalami  bidang  lain  juga  tida k dapat  dikesampingkan.

Selanjutnya yang paling penting adalah mahasiswa memberikan langkah nyata untuk mewujudkan setiap ide dan aspirasinya, sehingga perencanaan bukan hanya sekadar rencana tak terlaksana. Namun  paling tidak menjadi sebuah batu loncatan untuk memulai yang lebih baik lagi.

Belajar atau bermalas-malasan itu pilihan. Tapi ingat, zaman terus berkembang. Tantangan semakin besar. Saingan pun semakin banyak. Akhirnya yang terpakai adalah yang pandai. Akhirnya yang dibutuhkan adalah yang tangguh.
Bekerja dan bermalas-malasan itu pilihan. Tapi ingat, kebutuhan hidup sehari- hari semakin tinggi. Biaya tanah semakin mahal, rumah apalagi. Sementara waktu semakin singkat. Pekerjaan yang layak harus didapat dengan kerja keras, kerja cerdas.

Teman segenerasi terlihat lelah dan tak henti berjuang. Pada masa tua, bisa jadi hidupnya sedikit lebih tenang.

Teman segenerasi terlihat sangat sibuk bekerja seolah hidup hanya untuk bertarung sepanjang usia. Pada masa tua nanti, bisa jadi dia lebih bisa menikmati waktu ‘santai’ yang seharusnya.

Kerja keras saja belum tentu menikmati hidup di hari tua. Apalagi tidak kerja keras dan hanya malas-malasan. Jelas,tulisan ini hanya jabaran kemungkinan-kemungkinan. Tapi satu yang saya tekuni : Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kalau bukan mereka sendiri yang mengubahnya. Allah tidak akan mengubah nasib orang yang bermalas-malasan kalau tidaklah mereka sendiri bekerja keras mengubahnya. Begitu maknanya.

(Penulis : Jati)



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
close
Banner iklan disini