Perjuangan Seorang Anak Tuna Rungu dalam Menempuh Dunia Pendidikan
Tuna Rungu adalah kondisi fisik yang dialami oleh seseorang yang tidak memiliki kemampuan untuk mendengarkan suara dalam bentuk apapun, biasanya seorang tuna rungu juga menderita tuna wicara atau ketidakmampuan untuk berbicara. Karakteristik anak tuna rungu dari segi fisik tidak memiliki karakteristik yang khas, karena secara fisik anak tuna rungu tidak mengalami gangguan yang terlihat. Tingkat pendengaran pada seorang anak dapat dibagi menjadi 5 tingkatan yaitu sangat rigan,ringan,sedang, berat, sangat berat.
Semakin tinggi kehilangan pendengaran, semakin kecil harapan untuk bisa mendegar sesuatu atau suara. Kecerdasan anak tunarungu tidak berbeda dengan anak normal yaitu tinggi, rata-rata dan rendah. Pada umumnya anak tunarunggu juga memiliki kecerdasan normal dan rata-rata hampir sama dengan anak normal lainnya. Walaupun memang banyak tingkat prestasi seorang anak tunarunggu itu menurun atau sangat rendah karena anak tunarunggu memang memiliki kekurangan dalam dirinya sehingga sulit untuk mengerti pelajaran yang diberikan oleh guru atau orang tuanya sendiri.
Kemampuan seorang anak tuna runggu dalam berbicara dan berbahasa memanglah sangat berbeda dengan anak normal pada umumnya karena kemampuan tersebut sangat erat kaitannya dengan kemampuan mendengar. Seorang anak tuna runggu memang mimiliki masalah yang berat untuk mendengar bahasa sehingga anak sulit untuk berkomunikasi. Bahasa merupakan alat dan sarana utama untuk berkomunikasi. Alat komunikasi terdiri dari membaca,menulis, dan berbicara, oleh karena sebab itu anak tuna runggu sulit untuk berkomunikasi karena mereka tidak mengerti bahasa mereka hanya paham dan mengerti bahasa yang di isyaratkan oleh tangan atau benda.
Seorang anak tuna runggu bisa memahami bahasa ialah dengan penangan khusus ataupun latihan yang khusus agar seorang anak bisa memahami bahasa walaupun berbeda pemahaman dengan anak normal lainnya, setidaknya jika sering berlatih sedikit banyak seorang anak pasti akan paham bahasa sehingga mempermudah seorang anak dalam berkomunikasi dengan org sekitarnya.
Di Desa Dalam tepatnya di dusun damai ada seorang anak yang bernama NAZILA dan dia sekarang sudah berusia 10 Tahun. Nazila mengalami gangguan pendengaran dan gangguan berbicara, Nazila mengalami gangguan seperti itu memang sudah dari sejak lahir, dan nazila juga tidak bisa berjalan seperti anak normal yang biasanya umur 1 Tahun sudah bisa berjalan. Kedua orang tua tua nazila sudah membawa berobat kemanapun dan berusaha agar nazila bisa berjalan, namun akhirnya nazila bisa berjalan tepat saat umurnya sudah 5 tahun dan itupun tidak berjalan seperti anak normal, dia hanya bisa berjalan jika orang tuanya membantunya untuk berdiri, Seiring berjalannya waku nazila bisa bangun dan berjalan tanpa bantuan kedua orang tuanya lagi, tetapi nazila memang tidak bisa berjalan seperti anak normal biasanya.
Setelah itu nazila mulai belajar berbicara diajarkan oleh ibunya,dan ibunya tidak hanya mengajarkan anaknya bicara tetapi juga menulis,penuh kesabaran dan kasih sayang ibunya perlahan lahan mengajarkan nazila,nazila saat itu hanya paham ibunya bicara saja karena nazila melihat lidah dan mulut ibunya saat bicara dan nazila pun menjawab semua pertanyaan ibunya melalui isyarat yang diarahkan oleh tangannya nazila. Hari demi hari ibu nazila melewati semua kesulitan anaknya dengan air mata, ibunya terus berjuang demi anaknya. Sampai suatu hari nazila diantarkan di sekolah SLB, setiap hari ibunya pergi membawa anaknya kesekolah dan menggu sehingga nazila tiba waktu untuk pulang, setiap hari begitu terus yang di lakukan ibu nazila Sampai akhirnya nazila tidak hanya bisa berbicara dengan ibunya saja, tetapi dengan orang lain nazila juga sudah bisa bicara walaupun hanya dengan mengisyaratkan tangannya saja. Nazila pun belajar bukanhanya di sekolah nya saja dirumah pun nazila belajar, nazila belajar menulis, belajar menggambar bersama ibunda tercinta.
Seiring berjalannya waktu disaat nazila sudah berusia 10 tahun banyak perubahan yang sudah membaik dalam kehidupan sehari harinya,walaupun itu semua tidak mudah untuk di lewatinya, perjuangan nazila dalam menempuh dunia pendidikan memang sangat luar biasa. Jadi kita bisa ambil pelajaran dari nazila bahwa tidak ada alasan apapun untuk menuntut ilmu, jadi bila ada sodara atau anak-anak sekitar tempat tempat tinggal mari kita mengajak dan memberi semangat agar mereka mampu untuk berjuang dalam dunia pendidikan.
Penulis :
Siti Huzaimah, mahasiswi IAIN Langsa prodi manajemen keuangan syariah fakultas ekonomi dan bisnis islam dan Annisah prodi pendidikan matematika fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan. Peserta Program Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Tahun 2021
Post a Comment