Header Ads

Yayasan Pemerhati dan Penguat Anak Negeri (YPPAN) Berbasis Dayah



Menjadi saksi ditengah kepedihan para anak-anak yang telah kehilangan tempat ternyaman dan aman. Menjadi rumah bagi anak-anak untuk pulang bila mentari mulai bersembunyi di ufuk barat. Menjadi tempat bagi anak-anak menghangatkan badan ketika udara dingin menjalar kulit bila malam. Menjadi dermawan untuk mengisi perut keroncongan anak-anak jika air tak membuat kenyang. Dan menjadi ladang bagi anak-anak  menanam harapan yang suatu saat berbuah keberhasilan untuk menerpakan sayap dalam menjalankan peranya sebagai makhluk ciptaan Allah dan mengharumkan negeri kita Indonesia.

Yayasan pemerhati dan penguat anak negeri (YPPAN) juga menjadi rumah bagi anak-anak yatim, piatu, anak kurang mampu. Yayasan pemerharti dan penguat anak negeri (YPPAN) menjadi salah satu tempat harapan bagi anak-anak yang mencintai dunia pendidikan, tetapi terhalang oleh kondisi keuanggan maka dengan pintu terbuka YPPAN akan menerima. Tidak ada syarat khusus untuk anak-anak yang ingin tinggal di yayasan, cukup melengkapi berkas seperti: KK, Akte, fotocopy KTP orang tua (selain yatim dan piatu), dan barang  milik pribadi yang ingin dibawa.Yayasan pemerharti  penguat anak bangsa beralamat Gp.Paya Bujok Seuleumak, dusun utama II, gang Abudin No.25. 

Yayasan YPPAN telah ada lebih kurang sekitar tujuh belas tahun yang lalu sekitar tahun 2004 sebelum tsunami melanda Aceh. Pendiri YPPAN adalah Bapak Ismail Ajnan bersama rekan-rekannya dan para donatur. Bapak Ismail Ajnan atau lebih akrab ayah Is  sekarang sudah pensiun dari profisinya sebagai waket KUA. Beliau adalah menjadi acuan dan panutan bagi warga sekitar. Selain pendiri yayasan YPPAN, pria yang telah dimakan usia tersebut kini menjadi ketu BKM (badan kemakmuran mesjid) di mesjid Nurul iman desa Ujong Blang. 

Tidak hanya sebagai tempat berlindung YPPAN juga menjalankan peran dalam mencerdaskan anak bangsa. Dalam bidang pendidikan, YPPAN. tidak hanya memfasilitas dalam bidang akomondasi, bidang konsumsi, kebutuhan primer dan skunder  saja, tapi juga kebutuhan Akhirat pun diutamakan. Semua itu sesuai dengan misi yayasan, “memberikan rumah aman bagi mereka yang terlantar baik dari segi moral, akhlak dan sebagainya supaya mendapatkan fasilitas yang layak, bimbingan dan mampu beradaptasi dengan lingkungan dan masyarakat supaya berakhlakul karimah. istilahnya kami sebagai orang tua dan sanak saudara mereka,papar Bunda. Bunda Ainsyahistri dari pemilik pimpinan yayasan. Bunda Ainsyah adalah seorang wanita lemah lembut dan penuh kasih sayang yang menampilkan jiwa ke-ibuanya pada setiap anak-anak yayasan. Bunda Ainsyah juga bercerita tentang sejarah terbentuknya yayasan YPPAN. Kami termotivasi mendirikan yayasan ini karena mengenang kepahitan dan kepedihan tiga orang anak yang ayah mereka sudah meninggal. Sangat menyanyat hati mengenang peristiwa saat itu karena konflik di Aceh yang memakan korban diantaranya adalah ayah ketiga anak tersebut. Nah, dari situlah muncul rasa untuk mengurus mereka. Dan sesuai firman Allah lebih kurang rumah yang indah adalah rumah yang didalamnya ada anak yatim maka semakin kuat niat ayah sama bunda untuk mendirikan yayasan bagi anak-anak yang terlantar dan kurang mampu, ceritanya panjang lebar. 

Bunda Ainsyah  memberi tahukan bahwa untuk mengisi waktu luang adik-adik yang perempuan, biasanya diadakan kursus menjahit seminggu sekali. Program-program yang adapun tidak jauh dari religius berupa keagamaan seperti: baca kitab, zikir akbar seminggu sekali bahkan lebih, baca yasin setiap jumat, setiap subuh hafal quran maupun murajaah, dan sebagainya.

Selama anak yang tinggal dan sudah menjadi anggota harus mematuhi aturan yang telah ditetapkan. Di manapun kita berada, mematuhi aturan adalah hal yang wajib kita lakukan supaya terjalin ketertiban serta komunikasi yang baik antara sesama anggota maupun dengan pemilik yayasan.

 Jika adik-adik tidak mematuhi aturan maka akan dikenakan sangsi atau dikeluarkan dari yayasan. Bunda sangat berharap setiap yang kalian lakukan pikirkan akibatnya jangan sembarangan bertindak ke arah yang buruk, kata Bunda. Perlu diketahui yayasan tidak mengeluarkan anak-anak jika perbuatan itu masih bisa ditoleransi. Namun, bila sudah fatal dengan berat hati pemilik yayasan mengembalikan anak tersebut kepada orang tuanya jika masih hidup.

Demi menciptakan lingkungan, suasana dan ketertiban dibutuhkan kerjasama dan kesadaran diri sendiri bagi setiap anggota yayasan. Setiap anak memiliki karakter yang berbeda, dan mereka juga masih dalam masa pertumbuhan maka harus sabar menghadapi tingkah mereka. Setiap menit, detik harus memberikan nasihat dan teguran dengan cara yang lembut karena adik-adik kalau dikeraskan akan lari atau jadi pembangkang, jadi, ya, perlahan-lahan tapi tegas,ucap Bunda.

Yayasan pemerhati dan penguat anak negeri (YPPAN) berbasis dayah? 

Ada kicauan burung yang membawa kabar bahwa yayasan YPPAN sekarang berbasis dayah. Bahkan mereka beranggapan itulah kebenaran karena melihat para anak-anak perempuan menggunakan cadar apalagi ada program hafiz serta menggaji ala dayah. Informasi yang terseber di masyarakat tersebut dibantah secara tegas oleh Bunda Ainsyah. 

Tidak benar itu! didalam yayasan tidak boleh ada dayah memang begitu peraturan saat saya mengikutu pelatihan di Banda Aceh. Mereka yang perempuan menggunakan cadar dikarenakan uztad tersebut merupakan hafiz quran 30 juz demi menjaga hafalan maka diterapkanlah bagi perempuan untuk bercadar. Dan kami semua sebagai pengurus yayasan juga membatasi pergaulan lawan jenis untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti kamar mandi dan kamar tidur beda lokasi, kecuali ruang makan karena kita sarapan bersama-sama, tutur Bunda setelah pembahasan panjang tersebut.

Begitu indahnya cinta kasih bagi hati yang mulia, memikirkan derita tangan-tangan kecil yang belum mampu mengengam kerasnya dunia kehidupan. Menjadi tempat naungan untuk pulang bagi mata  sayu penuh derita itu. bahkan turut andil dalam cerita mereka. Terimakasih telah menerima mereka dengan lapang, menyayangi  seperti anak sendiri dan memperlakukan mereka dengan layak.semoga Allah membalas kebaikan Ayah dan Bunda. Aamiin ya Rabbal alamin.(*)

Penulis: Mawaddah Mukaramah mahasiswa IAIN Langsa, semester delapan jurusan PGMI  fakultas Tarbiah

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
close
Banner iklan disini