Wakil Walikota : Ada Banyak Hal Yang Ditinggalkan Penjajah Di Kota Langsa
Wakil Walikota Langsa Dr. Marzuki Hamid, MM saat memberikan sambutan pada acara Gala Dinner dalam rangkaian Hari Bulan Bhakti Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (BBPMG) ke 1 se Aceh. |
KOTA LANGSA, HabaAtjeh - Wakil Walikota Langsa Dr. H. Marzuki Hamid, MM mengakatakan, saat Kota Langsa dijajah oleh Belanda, terdapat banyak hal ditinggalkan oleh negeri kincir angin itu, salah satunya adalah bangunan Pendopo Walikota Langsa.
"Kota Langsa dulu pernah tinggal Belanda disini, Belanda itu adalah penjajah, tinggal di Langsa dulu tapi ada banyak hal yang ditinggalkan," sebut Marzuki saat memberikan ucapan selamat datang pada acara Gala Dinner dalam rangkaian Bulan Bhakti Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (BBPMG) ke 1 se Aceh tahun 2018, Sabtu (7/7) malam di Pendopo Walikota Langsa.
Dikatakannya, salah satu peninggalan Belanda yang bersejarah adalah Pendopo Walikota Langsa.
"Termasuk Pendopo ini, bangunan utamanya itu bahkan desainnya itu adalah Belanda yang buat"ujarnya.
Selain Pendopo, Kata Marzuki, Belanda juga menata beberapa daerah perkampungan diseputar Pendopo Walikota Langsa termasuk juga beberapa wilayah perkebunan, kampung yang dimaksud adalah Gampong Jawa, Gampong Daulat, Gampong Melayu, kemudian Gampong Tengoh.
Selain itu, lanjutnya, Belanda juga membangun jalan-jalan yang relatif besar untuk menjawab kebutuhan masyarakat sekarang ini, tidak perlu diperluas lagi, jalannya lurus dan ditata dengan rapi.
Disamping itu, Belanda juga membuat PDAM untuk air bersih yang berada di Kemuning, Belanda juga menyiapkan hutan lindung, ada bebera tempat hutan lindung yang ada di Kota Langsa, yaitu hutan lindung di Pondok Kemuning dengan luas sekitar 500 hektar, kemudian yang di hutan Kota yang sekarang ini 16 hektar tahun depan ditambah lagi 34 hektar jadi luas 50 hektar.
"Semuanya itu disiapkan oleh Belanda, karena Belanda tau kebutuhan Kota dimasa yang akan datang butuh keseimbangan alam, perlu pohon-pohon, kayu dan lain sebagainya, termasuk juga rel kereta api dan pelabuhan Kuala Langsa,"ungkapnya.
Alumni HMI ini menjelaskan, dirinya tidak bermaksud untuk membanggakan penjajah, namun kilas balik sejarah tersebut sebagai langkah motivasi untuk terus membangun Kota Langsa ke arah yang lebih baik lagi.
"Saya sampaikan ini bukan membangga-banggakan penjajah, akan tetapi saya ingin sampaikan disni bahwa penjajah saja tau berfikir, apalagi kita, jadi kami termotivasi dengan pak Walikota Langsa bersama dengan Pemerintah Kota Langsa, penjajah saja dulu sudah mempersiapkan kebutuhan Kota Langsa,"imbuhnya.
Dirinya mengajak semua pihak untuk dapat mengikuti etos kerja yang telah dicontohkan oleh para pendahulu.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Ketua TP PKK Provinsi Aceh, Kepala DPMG Provinsi Aceh, Dandim 0104/Atim, Waka Polrea Langsa, Perwakilan Kajari Langsa, perwakilan Kepala Daerah Kabupaten/Kota, para Kepala DPMG Kabupaten/Kota, ketua TP PKK Langsa, Sekda Kota Langsa, para kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kota Langsa serta tamu undangan lainnya.(Syahrial)
Post a Comment