Header Ads

ISPS: Quo Vadis Rencana Investasi Aceh


Banda Aceh, HabaAtjeh- Institute for Strategic and Policy Studies (ISPS) yang berkantor di Jakarta, bekerjasama dengan Aceh Bisnis Club (ABC) Jakarta, dan Donya Ekonomi Aceh (DEA), akan menggelar diskusi publik Academic Series Discussion tentang Quo Vadis Rencana Investasi Aceh dalam Perspektif Kebijakan Publik dan Etika Publik, pada Minggu (23/2) bertempat di Donya Kupi, Lamdingin, Banda Aceh.

Hadir sebagai pembicara dalam seri diskusi akademis itu adalah director of Bait al  Amanah Malaysia, Professor Abdul Razak Ahmad, Mantan Anggota DPR RI, Dr Teuku Taufiqhadi, diaspora Aceh Jakarta dan alumnus Universitas Leeds UK, Dr Fahmi Abduh, yang dipandu oleh direktur Bandar Publishing, Dr Mukhlisuddin Ilyas.

Abdul Razak Ahmad saat ini adalah sebagai Direktur Bait al Amanah sebuah lembaga Think Tank berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia. Sebelumnya beliau pernah bekerja di Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia, University Pertahanan Malaysia, Staf ahli Menteri Besar Johor dan beberapa jabatan penting lainnya. Prof Razak akan membahas isu terkait dengan perkembangan Investasi dan situasi Politik di ASEAN dan beberapa keberhasilan program terkait implementasi pendekatan dalam perumusan strategi e.g. Strategi Pembangunan KEK di Kawasan Iskandar Johor, yang dapat menjadi best practice dalam pengembangan beberapa lokasi Rencana Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus di Aceh. 

Taufiqulhadi adalah salah seorang Putra Aceh yang berkarir sebagai Politisi. Beliau pernah menjadi anggota DPR RI periode DPR RI 2014-2019 dan menyelesaikan studi Doktornya di Universitas Padjajaran Bandung pada tahun 2019 lalu. Pada sesi diskusi publik kali ini, Dr. Taufiqulhadi akan memberikan sharing pandangan dalam melihat isu potensi Aceh dari kacamata Jakarta dan isu Politik Nasional. Momentum Khanduri kebangsaan di Bireuen tentu harus disikapi dengan baik untuk kemudian dijadikan titik awal untuk mengakselerasi proses pembangunan di Aceh, khususnya terkait isu investasi di Aceh utk melepaskan ketergantungan pertumbuhan ekonomi dari hanya Anggaran Pemerintah (APBA).

Pemateri ketiga Fahmi Abduh. Fahmi adalah putra Aceh lulusan University of Leeds yang saat ini bekerja di Jakarta. Fahmi akan memberikan sharing pandangan terkait dengan bagaimana Rencana Tata Ruang Aceh dapat digunakan sebagai dasar untuk mendorong investasi dalam koridor pembangunan yang berkelanjutan di Aceh.

"Kita akan terus melihat Aceh dan Indonesia dengan kacamata akademis, selain melalui kajian dan policy paper, juga melalui diskusi publik, yang tujuannya untuk semakin menstimulus publik sehingga terwujudnya pembangunan berbasis kesejahteraan" Ujar Manager ISPS, Teuku Raja Muda Bentara.

Menurut Muda, yang baru menyelesaikan magister di Universitas Pertahanan menyebutkan bahwa peluang investasi di Aceh harus dilihat sebagai salah satu strategi memajukan Aceh mengurangi kemiskinan, dan juga sebagai exit strategy atas ketergantungan akut terhadap APBD dan Dana Otsus. (*)

Penulis: Redaksi

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
close
Banner iklan disini